Model-Model Pembelajaran Terpadu
2.1. Model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu pembelajaran yang mengkaitkan tema-tema yang over laping utnuk dikemas menjadi satu
tema besar yang kemudian dibahas dalam suatu pembelajaran (http://fip.uny.ac.id).
Model pembelajaran terpadu merupakan model pembelajaran dengan pendekatan yang
menekankan pada aspek-aspek bersifat umum seperti kemampuan berpikir, kemampuan
sosial, sikap dan perilaku.
Menurut Fogarty, (dalam Prabowo, 2000 ) mengemukakan
bahwa, ada sepuluh model pembelajaran terpadu. Kesepuluh model tersebut adalah
berikut ini :
1.
the fragmented model (model tergambarkan), yaitu model pembelajaran konvensional yang
terpisah secara mata pelajaran atau model tradisional yang memisahkan secara
diskrit masing-masing mata pelajaran. Keterpaduan model ini harus tercapai
ketika satu satuan waktu telah ditempuh, misalnya pada satu catur wulan.
Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah
menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang pada akhirnya
seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep, pemahaman
suatu kajian, keterampilan dan nilai. Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat
materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill),
dan peta konsep (organizing skill).
Keuntungan pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara
penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil
dalam bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada
tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi
dengan konsep sejenis.
2. the connected model (model
terhubung),
yaitu
dalam setiap mata pelajaran
berisi
konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam
satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya
integrasi inter bidang studi itu sendiri. Dalam model connected ini secara
sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang
diasumsi siswa-siswa yang akan memahami hubungan secara otomatis.
3. the nested model
(model tersarang), yaitu
model pembelajaran terpadu yang merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu
disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin
dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk
ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi keterampilan
berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill),
dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) Fogarty (1991: 23).
Kelebihan
model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam
pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang
penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru
dapat memadukan kurikulum secara luas.
Kekurangannya adalah apabila tanpa perencanaan yang matang
memadukan beberapa
keterampilan yang menjadi target dalam suatu pembelajaran akan berdampak pada siswa
dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
4. the squenced model
(model terurut), yaitu model pembelajaran dimana saat guru mengajarkan suatu
mata pelajaran guru dapat menyusun kembali topik mata pelajaran lain dalam
urutan pengajaran itu dalam topik yang sama atau relevan.
Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali
urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas kurikulum
daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu
siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.
Sedangkan
kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas
semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai
peristiwa terkini.
5. the shared model
(model terbagi), yaitu suatu model pembelajaran terpadu dimana pengembangan
disiplin ilmu yang memayungi kurikulum silang. Misalnya Matematika dan IPA
disejajarkan sebagai ilmu pengetahuan.
Kelebihannya
yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara penuh
menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan
disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari
konsep yang lebih dalam.
Sedangkan
kekurangannya yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen
pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep kurikula
yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.
6. the webbed model
(model terjaring), ) yaitu merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik.
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran
Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan
untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk
menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema
ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya
“transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.
Contoh
dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan tema
misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema air itu ke
dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai,
bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA,
dan Bahasa.
7. the threaded model
(model tertali), yaitu
model pembelajaran yamg menfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau
yang berpotongan dengan inti materi subjrk. Misalnya untuk melatih keterampilan
berpikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi
yang merupakan bagian dari problem solving. Seperti pada komponen
memprediksi, meramalkan kejadian yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuah
bacaan dan sebagainya.
Keuntungan dari model ini antara lain:
konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku
metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni, dan siswa dapat
belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan
laju perkembangan era globalisasi.
Sedangkan kelemahannya yaitu
hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara
eksplisit siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran
satu dengan yang lainnya.
8. the integrated model ( model terpadu),
yaitu
pembelajaran yang menggabungkan bidang studi denggan cara menemukan
keterampilan, konsep dan sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa bidang
studi.
Pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan antar bidang studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran
Terpadu mengatakan bahwa model integrated kurikulum menyajikan satu
pendekatan penyebrangan mata pelajaran mirip dengan model “Shared”. Model
integrated memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap
penemuan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang
tindih mata pelajaran tersebut.
9.
the immersed model (model terbenam), ) yaitu model pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang
mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia,
Komputer, Ia juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut
ada kesatuannya.
Model ini merupakan satu dari model
yang memungkinkan pelajar menyeberang dan atau tetap di dalam mata pelajaran tenggelam
dalam minat dan kemaunnya untuk belajar.
Kelebihan dari model ini adalah
setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara
tidak langsung siswa yang lain akan belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu
untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan dari model ini adalah
siswa yang tidak senang membaca akan mendapat kesulitan untuk mengerjakan
proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar.
10.
the networked
model (model jaringan). yaitu model pembelajaran yang berupa
kerjasama antara siswa dengan seorang ahli dalam mencari data, keterangan, atau
lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya
sehingga siswa secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber.
Sumber dapat berupa buku bacaan,
internet, TV, atau teman, kakak, orang tua dan sebagainya yang dianggap ahli
olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi
belajar karena rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
Kelebihan dari model ini adalah
siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara
mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan kelemahannya adalah kemungkinan
motivasi siswa akan berubah kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara
tidak sengaja karena mendapat hambatan dalam mencari sumber.
Dari kesepuluh model itu dipilih tiga model yang dipandang
layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan dasar (SMP).
Ketiga model ini adalah model keterhubungan (connected), model
terjaring (webbed), dan model keterpaduan (integreted).
(Prabowo : 2000)
Model pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa
ciri, yaitu :
a.
Berpusat pada anak
b.
Proses pembelajaran
mengutamakan pemberian pengalaman langsung
c.
Pemisahan antar bidang studi
atau aspek pengembangan tidak terlihat dengan jelas.
2.2.Model
Keterkaitan (conneted)
Menurut Fogarty, (dalam Prabowo, 2000)
mengemukakan bahwa, model keterkaitan (connected) merupakan model
integrasi inter bidang studi. Model ini secara nyata mengorganisasikan atau
mengintegrasikan satu konsep, keterampilan, atau kemampuan yang
ditumbuh-kembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang
dikaitkan dengan konsep, keterampilan atau kemampuan pada pokok bahasan atau
sub pokok bahasan lain, dalam satu bidang studi. Kaitan dapat diadakan secara
spontan atau direncanakan terlebih dahulu. Dengan demikian pembelajaran menjadi
lebih bermakna dan efektif.
Selanjutnya Prabowo,(2000) menjelaskan tentang keunggulan model ini
adalah sebagai berikut :
a.
Adanya keterkaitan atau hubungan antara
gagasan-gagasan di dalam satu bidang studi, siswa akan memiliki gambaran yang
lebih komprehensif dan beberapa aspek tertentu akan mereka pelajari secara
lebih mendalam.
b.
Siswa dapat mengembangkan konsep-konsep kunci
secara terus menerus, sehingga terjadilah proses internalisasi.
c.
Menghubungkan ide-ide dalam
suatu bidang studi memungkinkan siswa mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus-menerus sehingga
memudahkan terjadinya proses transfer dalam memecahkan masalah.
d.
Pembelajaran terpadu model
keterkaitan tidak mengganggu kurikulum yang sedang berlaku.
Di samping memiliki keunggulan model ini juga memiliki beberapa
kekurangan yaitu :
a.
Beberapa bidang studi masih
nampak terpisah.
b.
Tidak mendorong guru untuk
bekerja secara tim, sehingga isi pelajaran tetap terfokus, tanpa merentangkan
konsep-konsep serta ide-ide antar bidang studi,
c.
Dalam memadukan ide-ide pada
satu bidang studi, maka usaha untuk menggambarkan keterkaitan antar bidang
studi menjadi terabaikan.
Sintaks
(pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe connected (keterkaitan) menurut Prabowo (2000:11 – 14) sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan :
a. menentukan tujuan pembelajaran umum
b. menentukan tujuan pembelajaran khusus
2. Langkah-langkah yang ditempuh
oleh guru :
a. Menyampaikan konsep pendukung
yang harus dikuasai siswa. (materi prasyarat).
b. Menyampaikan konsep-konsep yang
hendak dikuasai oleh siswa.
c.
Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.
d. Menyampaikan alat dan bahan yang
akan digunakan / dibutuhkan
e. Menyampaikan pertanyaan kunci
3. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. Pengelolaan kelas; dengan membagi
kelas kedalam beberapa kelompok.
b. Kegiatan proses
c. Kegiatan pencatatan data
d. Diskusi secara klasikal
4. Evaluasi, meliputi :
a.
Evaluasi proses , berupa : ketepatan hasil pengamatan, ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan, ketepatan
siswa saat menganalisis data
b.
Evaluasi produk : penguasaan siswa terhadap konsep-konsep /
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
c.
Evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap
penggunaan alat ukur.
|
Gambar .1. Model
Keterkaitan
2.3.
Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
Model pembelajaran terpadu tipe webbed menggunakan pendekatan tematik . Pendekatan ini
pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Tema bisa ditetapkan
dengan negosiasi antara guru dan siswa, tetapi dapat pula dengan cara diskusi
sesama guru. Setelah tema tersebut disepakati, dikembangkan sub-sub temanya
dengan memperhatikan kaitannya dengan bidang-bidang studi. Dari sub-sub tema
ini dikembangkan aktivitas belajar yang harus dilakukan siswa.
Kelebihan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-laba sebagai
berikut :
1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang
kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda;
2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang
didasarkan pada minat siswa;
3. siswa dapat dengan mudah
melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling
berhubungan.
Kekurangan pembelajaran terpadu dalam model jaring laba-laba sebagai
berikut :
1. kecenderungan
untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau
konsep menjadi terabaikan;
3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi
pelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran
jaring laba-laba (Webbed) sebagai berikut.:
- Guru menyiapkan tema utama
seperti nilai juang dalam perumusan Pancasila, dan tema lain yang telah
dipilih dari beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/bidang
Studi,
- Guru menyiapkan tema-tema yang
telah terpilih, misalnya tema matematika, kesenian, bahasa dan IPS yang
sesuai dengan tema nilai juang dalam perumusan Pancasila supaya tidak over
lapping,
- Guru menjelaskan tema-tema yang
terkait sehingga materinya lebih luas,
- Guru memilih konsep atau
informasi yang bisa mendorong belajar siswa dengan pertimbangan lain yang memang
sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.
|
Gambar .2. Model Webbed
2.4.
Model Keterpaduan (Integrated)
Pembelajaran
terpadu model keterpaduan adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan
pendekatan lintas bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan
sikap yang tumpangtindih. Dalam konteks pembelajaran TK, model ini merupakan
model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas bidang
pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran yang utuh pada anak
tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-bidang
pengembangan.
Contoh
penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : Pada awalnya guru
menyeleksi konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu
semester dari beberapa mata pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan
Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan dan nilai sikap yang
memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara beberapa mata
pelajaran.
Kelebihan pembelajaran terpadu dengan model keterpaduan
sebagai berikut :
1.
Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari
kemampuan yang dikembangkan dari berbagai bidang studi/mata pelajaran;
2.
Memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang
pengembangan untuk mencapai kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
3.
Siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan
timbale balik antar berbagai disiplin ilmu;
4.
Memperluas wawasan dan apresiasi guru.
Kekurangan
pembelajaran terpadu dengan menggunakan model keterpaduan sebagai berikut :
1.
Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan
yakin dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang
pengembangan;
2.
kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
3. sulit mencari keterkaitan antara
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek
keterampilan yang terkait;
4. Dibutuhkan banyak waktu pada
beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari
tema.
Adapun langkah-langkah pembelajaran
terpadu dengan model keterpaduan sebagai berikut :
1.
Pendidik menentukan
salah satu tema dalam mata pelajaran yang akan dipadukan dengan tema-tema dari
mata pelajaran lain.
2.
Pendidik mencari
tema-tema dari mata pelajaran lain yang memiliki makna yang sama.
3.
Pendidik memadukan
tema-tema dari beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu tema yang
besar.
4.
Pendidik menyusun
rencana pembelajaran (RPP/SKH) yang terdiri dari gaungan konsep beberapa mata
pelajaran.
5.
Pendidik menentukan
alokasi waktu karena untuk pembelajaran biasanya memerlukan waktu lebih dari
satu kali pertemuan.
|
|
Gambar.3. Model Keterpaduan